QC dan QA di Konstruksi: Perbedaan, Peran, dan Tantangannya
Dalam industri konstruksi, kualitas adalah aspek yang tidak bisa ditawar. Kualitas bukan hanya soal hasil akhir bangunan yang kokoh dan sesuai desain, tetapi juga mencakup keselamatan kerja, ketepatan waktu, dan efisiensi biaya. Untuk memastikan hal ini, ada dua fungsi utama yang sering terdengar: Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA). Meskipun terdengar mirip, keduanya memiliki perbedaan mendasar.
Perbedaan QC dan QA
Quality Control (QC)
QC adalah tindakan pemeriksaan dan pengujian langsung di lapangan.
- Fokus pada hasil: apakah material, pekerjaan, atau metode yang digunakan sesuai standar, gambar kerja, dan spesifikasi teknis.
- Contoh: mengukur ketebalan pelat beton, memeriksa sambungan las, menguji kuat tekan beton, atau mengecek dimensi purlin baja.
Quality Assurance (QA)
QA lebih ke arah sistem dan prosedur.
- Fokus pada proses: memastikan semua tahapan pekerjaan dilakukan sesuai standar mutu (misalnya ISO 9001, SNI, ASTM, atau ACI).
- Contoh: menyusun Inspection and Test Plan (ITP), membuat prosedur pengecekan material, melatih tim agar mengikuti standar kerja, atau memastikan dokumentasi lengkap sebelum pekerjaan dimulai.
Singkatnya: QA membangun sistem agar pekerjaan benar, QC memastikan hasilnya benar.
Peran QC & QA di Proyek Konstruksi
- QC Inspector (lapangan): melakukan pengecekan langsung, melaporkan temuan, serta memastikan semua pekerjaan sesuai spesifikasi.
- QA Engineer/Officer: menyusun prosedur, memantau sistem mutu, melakukan audit internal, dan mengkoordinasikan perbaikan bila terjadi penyimpangan.
- Document Control (DC): mendukung keteraturan dokumen, revisi, ITP, laporan harian, hingga approval dari klien/konsultan.
Kontraktor vs Konsultan:
- Di sisi kontraktor, QC & QA memastikan pekerjaan sesuai kontrak.
- Di sisi konsultan/pengawas, mereka bertugas mengontrol dan mengaudit kontraktor agar tidak ada deviasi mutu.
Gambar Proyek Robus
Tantangan di Lapangan
- Tekanan Waktu → Proyek konstruksi dikejar target, QC sering dihadapkan pada dilema antara kualitas dan deadline.
- Kurangnya Pemahaman Standar → Banyak pekerja yang hanya fokus kecepatan tanpa tahu pentingnya spesifikasi teknis.
- Koordinasi Antar Departemen → QA menyusun prosedur, tapi bila komunikasi ke QC dan tim lapangan kurang baik, terjadi gap.
- NCR (Non-Conformance Report) → Contoh: baja berkarat karena penyimpanan buruk, atau bekisting beton bocor. Dampaknya bisa berupa rework, keterlambatan, hingga biaya tambahan.
Peran ROBUS dalam QA & QC
Sebagai perusahaan konstruksi modular dan prefab, ROBUS menempatkan QA & QC sebagai prioritas utama. ROBUS memiliki tim Project Management yang berpengalaman untuk:
- Menyusun sistem QA berbasis standar mining,
- Mendampingi QC di lapangan agar lebih terarah,
- Mengintegrasikan fungsi Document Control ke dalam manajemen proyek,
- Memastikan komunikasi antar departemen berjalan efektif sehingga risiko NCR bisa ditekan seminimal mungkin.
Dengan kombinasi QA yang kuat, QC yang detail, dan dukungan penuh dari Project Management ROBUS, setiap proyek dapat diselesaikan dengan kualitas terbaik, tepat waktu, dan efisien biaya.